Elitnesia.id|Lhokseumawe - Sekitar sebelas bulan lalu, Syarkawi berpamitan kepada orang tuanya untuk mengadu nasib ke Medan, Sumatera Utara. Selama kepergiannya, Syarkawi tak pernah pulang dan memberi kabar kepada keluarga.
Hingga akhir Mei 2024, seorang warga dari Gampong asal Syarkawi yakni Blang Cut Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe yang bekerja di Medan, tanpa sengaja melihat Syarkawi yang berpenampilan tak biasa dengan wajah kotor dan berambut gondrong serta tanpa menggunakan alas kaki.
Karena tak berani mendekat dan seakan tak percaya atas penglihatannya, warga sekampungnya itu lalu mengambil video dan mengabari kondisi Syarkawi kepada ibu kandungnya di Lhokseumawe.
Mendapat kabar kondisi anaknya tersebut, tangis Zuwairiah ibu kandung Syarkawi seketika pecah tak terbendung seakan tak percaya kondisi anaknya demikian. Karena saat sebelas bulan lalu, Syarkawi pamit berangkat ke Medan dalam kondisi normal.
Zuwairiah ingin lekas segera berangkat ke Medan, namun kondisi ekonomi dengan status janda ditinggal meninggal suaminya tidak memungkinkan. Hingga kemudian adik Syarkawi mendapat pinjaman uang sebesar 200 ribu. Bermoda uang tersebut, akhirnya Zuwairiah berangkat ke Medan dengan menumpang mobil pembawa sayur.
Setiba di Medan, Zuwairiah menghubungi warga kampungnya yang memberi kabar tentang kondisi anaknya dan bertemu satu jam kemudian. Mereka pun lalu langsung mencari keberadaan Syarkawi yang tak berselang lama berhasil ditemukan di depan sebuah warung kopi.
Melihat anaknya, tanpa sadar Zuwairiah seketika langsung berlari mendekati dan memeluk anaknya yang berpenampilan tak wajar. "Aneuk lon, aneuk lon", ucapnya sambil menangis tanpa peduli orang yang berada disekitarnya.
Setelah bertemu anaknya, Zuwairiah lalu mencoba mencari cara agar Syarkawi bisa dibawa pulang. Uangnya pun habis selama sepuluh hari di Medan hingga harus tidur di emperan toko dan menjaga anaknya agar tak menghilang lagi. Dari ceritanya, ia telah mengadu ke sejumlah elemen serta lembaga di Medan namun tak berbuah hasil.
Lalu dalam kebimbangannya, Zuwairiah teringat untuk mengadu nasibnya kepada H. Sudirman atau Haji Uma, anggota DPD RI asal Aceh dan dirinya mendapat kontak Abu Saba, salah satu staf penghubung Haji Uma.
Mendengar cerita Zuwairiah, Abu Saba lalu menghubungi Haji Uma yang selanjutnya langsung meminta Abu Saba berangkat ke Medan untuk membantu menemukan dan membawa pulang Syarkawi dan Zuwairiah.
Setiba di Medan, Abu Saba Bersama Fajri, Staf Penghubung Haji Uma di Medan serta Zuwairiah langsung membujuk Syarkawi untuk dipulangkan ke Lhokseumawe. Pada akhirnya Syarkawi berhasil dipulangkan dengan mobil rental yang difasilitasi Haji Uma, Sabtu (8/6/2024).
Setiba di Lhokseumawe, Syarkawi pun langsung difasilitasi oleh staf penghubung Haji Uma untuk mendapatkan penanganan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia.
Zuwairiyah dengan isak tangis tanpa henti mengucapkan terima kasih kepada Haji Uma dan timnya yang telah membantu memulangkan anaknya yang sebulas bulan tanpa kabar dan telah menderita gangguan jiwa di Medan.
"Beribu terima kasih kepada Haji Uma dan tim beliau yang telah menyikapi masalah saya secara luar biasa hingga membantu pencarian dan pemulangan anak saya. Bahkan timnya tanpa pamrih menunggu kami hingga subuh guna memfasilitasi penanganan anak kami ke rumah sakit Cut Meutia", ujar Zuwairiah dengan isa tangis.
Haji Uma sendiri secara terpisah juga turut mengucapkan rasa syukur karena akhirnya Syarkawi dapat dipulangkan ke keluarga. Dirinya juga berharap, dengan penanganan medis nantinya kondisi Syarkawi dapat berlangsung pulih kembali seperti sedia kala.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar