• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (550) Hukum (78) Internasional (186) Kampus (57) Lifestyle (16) Nasional (274) Politik (65)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Resmi Sandang Gelar S-1 dan S-2, Lima Pegiat Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang Ditepungtawari Ala Tradisi Aceh

    20 September 2024, 21:51 WIB Last Updated 2024-09-20T14:51:58Z

     


    ELITNESIA.ID|PADANG PANJANG—Lima pegiat Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang secara resmi menyandang gelar S-1 dan S-2 setelah mereka merampungkan prosesi wisuda di ISI Padang Panjang, Selasa (17/9/2024).


    Kelima pegiat Kuflet itu adalah Imam M. Al Aziz Z, S.Tr. Ds. (S1/Desain Mode), Dara Soeryana, S.Sn. (S-1/Prodi Tari), Ichsan Saputra, S.Sn., M.Sn. (S-2/ Prodi Penciptaan dan Pengkajian Pascasarjana), Dahlia Braga Yova, S.Sn. (S-1/Prodi TV dan Film), dan Soleha Hasanah Nasution, S.Sn., M.Sn. (S-2/ Prodi Penciptaan dan Pengkajian Pascasarjana).


    Usai pelaksanaan wisuda di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam ISI Padang Panjang, kelima alumni Kuflet ini beranjak ke pelataran Gedung Prodi Teater untuk berbaur bersama rekan-rekan mereka, khususnya Keluarga Besar Kuflet.


    Di sini kelima pegiat Kuflet juga mengikuti proses “Peusijuek” yang merupakan upacara adat masyarakat Aceh yang sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Swt. Upacara ini juga disebut sebagai tepung tawari. 



    Kata “peusijuek” berasal dari bahasa Aceh yang berarti mendinginkan atau menenangkan hati. Upacara ini dilakukan sebagai bentuk permohonan keselamatan, ketentraman, kebahagiaan, perestuan, dan saling memaafkan. 


    Prosesi Peusijuek dilakukan Ustaz Hendrik, S.Sos. bersama Pembina Komunitas Seni Kuflet, Muhammad Subhan, S.Sos.I., mewakili Penasihat Seni Kuflet Dr. Sulaiman Juned, M.Sn. yang berhalangan hadir karena sedang menjadi juri FLS2N Tingkat Nasional di Jakarta.


    Proses “peusijuek” itu dilakukan dengan membacakan doa, dilanjutkan menaburkan beras padi (breuh padee), memercikan air tepung tawar, serta menyuapkan sedikit nasi ketan (bu leukat) kepada para wisudawan.


    “Tradisi ini rutin dilakukan Kuflet setiap kali ada pegiatnya yang berhasil menyelesaikan pendidikan mereka, khususnya mahasiswa yang berasal dari Aceh,” ujar Muhammad Subhan yang juga penulis dan pegiat literasi serta Founder Sekolah Menulis elipsis.


    Meski “peusjuek” merupakan tradisi Aceh, namun Kuflet juga mengikutsertakan pegiatnya yang tidak berasal dari Aceh, seperti Soleha Hasanah Nasution yang berasal dari Jambi dan Dahlia Braga Yova asal Bengkulu.


    Sementara M. Al Aziz Z, Dara Soeryana, Ichsan Saputra ketiganya berasal dari Aceh karena beribu dan berayah bersuku Aceh.


    Di tempat terpisah, melalui saluran telepon Pendiri dan Penasihat Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang Sulaiman Juned menyampaikan rasa Syukur serta ucapan selamat kepada kelima pegiat Kuflet yang telah rampung menuntaskan perkulihan mereka.


    “Saya berharap, karena kelimanya masih berusia muda, pendidikannya dapat dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Doktor Penciptaan Seni Teater lulusan ISI Solo ini. (*)

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini