• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (550) Hukum (78) Internasional (185) Kampus (57) Lifestyle (16) Nasional (270) Politik (60)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Milad Kuflet Ke-27 : Sulaiman Juned Lelaki Disiplin yang Gelisah

    Minggu, 12 Mei 2024, Mei 12, 2024 WIB Last Updated 2024-05-12T17:26:22Z

     


    Elitnesia.id|Padangpanjang,- Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang melaksanakan Milad  ke-27 tahun sekaligus melakukan peluncuran buku Autobiografi Dr. Sulaiman Juned  (12/05/2024) di Sekretariat Komunitas Seni Kuflet. dalam kegiatan tersebut ditabalkan sebagai narasumber Maizul, SE dan Ubai Dillah Al-Anshori, S.Pd., M.Sn yang dimoderatori Muhammd Subhan, S.Sos.I Ucap Riska Lovani Akbar Ketua komunitas Seni Kuflet. 


    STAF ahli Hukum Pemerintahan dan Politik Novianti, S.Stp., MM  mewakili PJ Walikota Padang Panjang sekaligus membuka acara Milad Komunitas Seni Kuflet dan peluncuran buku antobiografi mengatakan bahwa buku ini sebagai pembelajaran hidup. Buku itu mengajarkan tentang seniman yang membutuhkan disiplin untuk  menjadi berhasil. Catatan kehidupan ini dapat menjadi suri tauladan bagi generasi kini. Paparnya.


    Maizul Mengatakan, Autobiografi Sulaiman Juned (Adoen) bagi saya adalah sosok sahabat yang hebat. Dalam perjalanan hidup seorang Sulaiman Juned tidaklah mulus ada susah senangnya.  Beliau juga pendiri komunitas seni kuflet dan penggerak bahkan motivator bagi generasi muda untuk berkarya. Ungkap Novelis sekaligus Pendiri Komunitas Seni Kuflet. 


    Ubai Dillah Al-Anshori mengatakan, pentingnya Autobiografi  "Sulaiman Juned sebuah autobiografi" Sebagai  jejak Sulaiman Juned (Adoen). Bagi Ubai, Adoen adalah orang yang sangat gelisah karena tidak pernah diam dalam berkarya dan berkreatifitas baik dengan anak anak muridnya maupun rekan dan sahabatnya. Autobiografi ini hanya sebagian dari kisah Adoen yang dipaparkan jadi pembelajaran untuk generasi selanjutnya. Ujar penyair dan sastrawan muda tersebut. 


    Penyair Sumatera Barat, Refdina Muzan, mengatakan kesan saya tentang adoen yang banyak hal-hal positif dapat saya ambil dari keteladanan seorang Adoen. Adoen dalam diskusi selalu berbagi dengan ilmu yang bermakna untuk sesama. Tutur penyair dan sahabat Adoen dari  Bukittinggi. 


    Dharmita Soeryana mengatakan, saya dan adoen adalah sahabat paling dekat dan kami berasal dari Aceh, kami tahu Padang Panjang karena ada kampus ASKI Padang Panjang yang tahun 1997 membuka Jurusan Seni Teater. Kami memutuskan  bersama ke Padang Panjang untuk kuliah. Adoen di kenal sebagai penulis naskah dan puisi serta Sutradara sedangkan saya dikenal sebagai pembaca puisi dan pemusik dan selalu saja menjadi penata musik karya Adoen yang terkadang saya memang lebih suka memanggilnya Ampon. Ucap Dharmita Soeryana Selaku sahabat dekat Sulaiman Juned yang sama menjadi dosen di ISI Padang Panjang.



    Wakil Ketua Bank BTN Sumatera Barat Ahzar Ismail, mengatakan, saya mengenal Adoen dari kegiatan istri saya yang juga pemain teater ketika kami masih bersama di Aceh. Hal ini membuat kedekatan saya dengan adoen terus berlanjut sampai sekarang. Semangat Adoen untuk memajukan seni di zaman sekarang layak diacuhkan jempol. Ujarnya


    Pimpinan Umum UKM-Pers Pituluik Friti Shintia Mengatakan, adoen bagi saya adalah sosok dosen yang sangat berharga dalam hidup saya karena beliau mengajarkan saya untuk disiplin, tepat waktu serta aturan itu tidak boleh dilanggar. Kedisiplinan itulah yang membuat saya sampai pada titik sekarang. Nilai-nilai moral yang ditanamkan Adun kepada generasi muda sangat membantu masa depan kaum generasi Z. Ucap Friti sebagai anak ideologis adoen yang dibina di Jurnalistik kampus.


    Mantan Ketua Umum Kuflet Solehah Hasanah Nasution mengatakan, menurut saya Adoen adalah sosok Ayah dan dosen yang sangat cerewet. Namun dibalik itu semua dia sangat mengkhawatirkan anak didiknya. Ia ingin anak-anak yang dibinanya berhasil di masa depan. Cara Adoen membuat kami  terus menulis dan menulis dari awalnya memang  di paksa sehingga  menjadi terbiasa. Adoen selalu membangkitkan mimpi-mimpi saya menjadi kenyataan, dan juga semua anak didiknya. Adoen adalah orang tua kami disini sebagai anak perantauan. Ungkap soleha Hasanah selaku sutradara dan penulis.


    Ichsan Saputra mengatakan, saya adalah cucu dari Sulaiman Juned, adoen adalah inspirasi dalam kehidupan ku. Sebagai cucu seorang Adoe tentu sangat menginginkan saya disiplin. Sejujurnya saya tidak ingin menjadi seperti Adoen tetapi ingin menjadi lebih dari Adoen. Semoga dengan peluncuran buku ini akan lahir Adoen Adoen yang lain yang kualitasnya melebihi Adoen. Ucap Ihsan Saputra selaku cucu dan anggota komunitas seni Kuflet. (*/ Fazha)

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini