Elitnesia.id|Banda Aceh, – Dua mantan wasit asal Kabupaten Bireuen, Safrizal dan Zakaria, menjadi peserta dalam kursus instruktur wasit yang digelar di Banda Aceh, 11–15 Juni 2025. Keduanya dikenal sebagai sosok yang telah lama malang melintang di dunia perwasitan nasional pada era yang berbeda.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Aceh ini diikuti oleh 21 peserta dari Aceh dan Sumatera Utara, mayoritas merupakan wasit senior yang telah pensiun dari pertandingan resmi.
Safrizal memulai karirnya sebagai wasit nasional sejak 2009 sebagai wasit termuda di seluruh Indonesia saat itu, ia meniti karir berjenjang dari Divisi 2 nasional, Div 1 hingga Div utama.diera selanjutnya ia bertugas kembali di Liga 2 dan Liga 1 hingga pensiun di tahun 2021.
“Ini kesempatan yang sangat berharga. Setelah bertahun-tahun bertugas sebagai wasit, kini kami diberi ruang untuk melanjutkan peran sebagai instruktur,” ujar Safrizal usai pembukaan kegiatan di Hotel Rasamala, Banda Aceh, Rabu (11/6/2025) malam.
Sementara itu, Zakaria yang juga berasal dari Bireuen, dikenal sebagai salah satu wasit andal di masanya. Meski berasal dari era berbeda, ia dan Safrizal sama-sama mengabdikan diri dalam dunia perwasitan hingga ke level nasional.
Ketua Asprov PSSI Aceh, Nazir Adam, menyebut bahwa para peserta kursus ini merupakan wasit berpengalaman yang sudah terbiasa menghadapi tekanan dan tantangan di lapangan.
“Dari 21 peserta, hanya satu yang masih aktif di Liga 1, yakni Dedi Saputra. Selebihnya, termasuk Safrizal dan Zakaria, sudah pensiun, namun pengalaman mereka menjadi aset penting untuk regenerasi,” ujar Nazir.
Kursus ini bertujuan menyiapkan para mantan wasit menjadi instruktur yang akan membina dan mencetak wasit-wasit baru berkualitas di daerah masing-masing.
Baca juga:
21 Wasit Senior Ikuti Kursus Instruktur di Banda Aceh
Nazir menekankan pentingnya kualitas dalam mencari bibit wasit. “Tidak perlu banyak, tapi harus berkualitas. Dari wasit yang baik akan lahir pemain yang tahu bagaimana menghormati pertandingan,” katanya.
Sekretaris Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh, Teuku Banta Nuzullah, menyampaikan bahwa sepak bola masih menjadi olahraga paling diminati masyarakat Aceh. Ia meyakini hampir setiap desa di Aceh memiliki klub dan lapangan sendiri.
“Kami punya potensi luar biasa. Ratusan ribu pemuda aktif bermain setiap hari. Ini harus kita arahkan dan fasilitasi, termasuk melalui peningkatan kualitas perangkat pertandingan seperti wasit,” ujar Teuku Banta.
Instruktur dari PSSI Pusat, Muhammad Arnando, mengatakan bahwa regenerasi wasit menjadi bagian dari program nasional federasi. “Kami tidak hanya fokus mencari pemain muda, tapi juga calon-calon wasit yang bisa berkiprah hingga ke level internasional,” katanya.
Wakil Ketua KONI Aceh, Muhammad Saleh, turut menyampaikan dukungan atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia berharap para peserta benar-benar serius mengikuti kursus dan siap menjadi instruktur profesional di masa depan.
Turut hadir dalam pembukaan, Wakil Ketua DPRA yang juga Exco PSSI Aceh, Saifuddin Muhammad atau Yah Fud.
Redaksi : Ipul pedank
Tidak ada komentar:
Posting Komentar