• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (553) Hukum (87) Internasional (187) Kampus (58) Lifestyle (16) Nasional (348) Politik (74)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Lantunan Rafli Kande Iringi Penutupan Meriah HUT ke-26 Bireuen

    12 Oktober 2025, 22:33 WIB Last Updated 2025-10-12T15:33:32Z
    Rafli Kande tampil memukau membawakan syair-syair Aceh di malam penutupan peringatan HUT ke-26 Kabupaten Bireuen di Lapangan RTH Cot Gapu, Sabtu (11/10/2025) malam.


    Elitnesia.id|Bireuen — Malam penutupan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Bireuen berlangsung penuh haru dan kebanggaan. Ribuan warga bertahan hingga larut malam di Lapangan RTH Cot Gapu, Sabtu (11/10/2025), menanti satu penampilan yang paling dinanti—Rafli Kande.


    Tepat pukul 23.45 WIB, sang musisi legendaris Aceh itu naik ke panggung disambut sorak riuh dan tepuk tangan penonton. Meski waktu hampir menginjak tengah malam, antusiasme masyarakat tak surut. Mereka ingin menyaksikan langsung sang maestro melantunkan syair Aceh yang sarat makna dan nilai kehidupan.


    Mengenakan busana tradisional khas Aceh, Rafli membawakan enam tembang pilihan yang menggetarkan hati. Dua di antaranya, “Hasan Husen” dan “Sepasang Lembu Tua”, membuat penonton larut dalam nostalgia dan rasa bangga terhadap budaya tanah rencong. Suara khas Rafli berpadu dengan alunan musik etnik menciptakan suasana magis—Bireuen seakan kembali ke akar jiwanya malam itu.


    “Syair Aceh bukan hanya lagu, tapi doa dan pesan kehidupan,” ujar seorang penonton dengan mata berkaca-kaca.


    Selain penampilan Rafli, malam penutupan juga dimeriahkan tari kolosal yang mengisahkan sejarah Pendopo Bupati Bireuen—tempat jejak perjuangan bangsa pernah terpatri. Pentas budaya ini menjadi simbol rasa syukur atas perjalanan 26 tahun Bireuen sejak dimekarkan dari Kabupaten Aceh Utara.


    Dengan mengusung tema “Bireuen Maju, Berdaya, dan Berbudaya”, rangkaian peringatan HUT tahun ini bukan sekadar perayaan, melainkan pernyataan jati diri. Musik, seni, dan sejarah berpadu dalam satu helaan napas, membangkitkan semangat masyarakat untuk menjaga warisan budaya di tengah derasnya arus modernisasi.


    Rafli menutup penampilannya dengan sapaan hangat dan doa untuk kemajuan Bireuen. Usai tembang terakhirnya, masyarakat perlahan meninggalkan lapangan dengan wajah puas dan bahagia—sebuah malam juang yang akan dikenang lama oleh warga Bireuen.



    Sumber : Arifandi 

    Redaksi : Ipul pedank laut 

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini