Elitnesia.id| Bireuen,— Semarak kompetisi olahraga tradisional kembali menggema di Kabupaten Bireuen. Open Turnamen Geulayang Tunang Piala Keuchik Peudada se-Aceh resmi bergulir di area persawahan Kecamatan Peudada, Senin (20/10/2025).
Acara pembukaan berlangsung meriah dan dihadiri oleh ratusan peserta serta warga sekitar yang antusias menyaksikan jalannya perlombaan. Turnamen ini dibuka secara resmi oleh Ketua Panitia, Jamaluddin, yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan panitia atas semangat menjaga warisan budaya Aceh melalui permainan rakyat.
“Peserta datang dari berbagai daerah di Aceh, total mencapai 600 layang. Turnamen ini memperebutkan total hadiah Rp30 juta, dengan beragam doorprize menarik,” ujar Jamaluddin dalam sambutannya.
Adapun hadiah utama bagi pemenang disiapkan cukup menggiurkan. Juara pertama berhak membawa pulang sepeda motor Honda Beat warna merah, juara kedua mendapatkan sepeda listrik, dan juara ketiga memperoleh sepeda gunung, disertai berbagai hadiah hiburan lainnya.
Turnamen ini menghadirkan wasit-wasit berpengalaman dari Kecamatan Peudada, yakni Ridwan dan Syahrol, yang dikenal luas di kalangan penggiat geulayang tunang Aceh.
Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Peudada, Taufik Wahyudi, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurutnya, Geulayang Tunang bukan sekadar hiburan rakyat, tetapi juga sarana mempererat kebersamaan antar warga.
“Kegiatan seperti ini penting untuk memperkuat silaturahmi dan menjaga warisan budaya kita. Layangan bukan hanya permainan masa lalu, tapi juga simbol persatuan dan semangat gotong royong masyarakat Peudada,” ujar Taufik.
Ia menambahkan, APDESI Kecamatan Peudada akan terus mendukung semua kegiatan positif yang melibatkan masyarakat.
“Kami siap mendukung setiap kegiatan yang bernilai positif bagi masyarakat, baik di bidang olahraga, budaya, maupun sosial, dan ke keagamaan Selama tujuannya membangun semangat kebersamaan, kami akan selalu hadir,” tambahnya.
Dengan latar pemandangan hamparan sawah dan semilir angin sore, suasana turnamen terasa hangat dan penuh semangat. Sorak-sorai penonton dan riuh suara benang layangan yang bersinggungan menambah keseruan di langit Peudada.
Selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini juga diharapkan dapat mempererat silaturahmi antar pecinta layangan aduan se-Aceh dan melestarikan permainan tradisional yang mulai jarang ditemui di tengah generasi muda.
Suasana turnamen di tengah hamparan sawah Peudada semakin menambah pesona acara, menghadirkan nuansa kebersamaan dan nostalgia bagi masyarakat yang turut menyaksikan dari pinggir lapangan.
Redaksi : Ipul pedank laut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar