• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (553) Hukum (87) Internasional (187) Kampus (58) Lifestyle (16) Nasional (348) Politik (74)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Keluarga Menunggu di Rumah, Pemuda Aceh Meninggal di Bandara Kuala Lumpur, Haji Uma, GAB dan BP3MI Bantu Pemulangan

    07 November 2025, 17:27 WIB Last Updated 2025-11-07T10:27:52Z


    Elitnesia.id|Bireuen – Takdir tak bisa ditolak, seorang pemuda Aceh AA (33) warga Gampong Meunasah Lincah, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen meninggal dunia di Bandara Kuala Lumpur saat hendak terbang ke Aceh. 6/11/2025


    Musibah yang menimpa AA sontak menjadi duku mendalam bagi keluarga di Aceh, mengapa tidak, hampir seluruh keluarga tak percaya jika AA telah tiada, pasalnya baru beberapa jam sebelum pulang ke Aceh, Almarhum masih sempat berkomunikasi dengan keluarga di Aceh 

    namun takdir berkata lain, kebahagian berubah menjadi duka 


    Almarhum meninggal dunia di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Malaysia, pada Selasa, 4 November 2025, saat menunggu jadwal penerbangan pulang ke Aceh. Ia sempat mengalami sesak nafas dan meninggal dunia sebelum sempat dirujuk ke Hospital Sultan Idris Shah Serdang, Selangor.


    Diketahui, almarhum baru satu tahun merantau ke Malaysia dan berencana pulang untuk menjenguk orang tua di kampung halaman. Menurut keterangan keluarga, almarhum memang memiliki riwayat penyakit jantung, sementara hasil pemeriksaan menyebutkan ia meninggal akibat infeksi paru-paru (pneumonia).


    Jenazah AA dipulangkan ke Tanah Air menggunakan pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH 860 dan tiba di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, pada Kamis (6/11/2025) sekitar pukul 09.00 WIB. Setibanya di bandara Kualanamu, jenazah disambut oleh Fajri, staf penghubung Haji Uma yang turut membantu proses administrasi pemulangan.


    Selanjutnya, jenazah langsung dibawa menuju kampung halaman di Bireuen menggunakan ambulance milik BP3MI yang difasilitasi oleh Haji Uma melalui lembaga tersebut. 


    Proses penyambutan jenazah di rumah duka di Bireuen dihadiri langsung oleh Haji Uma, didampingi staf penghubung wilayah Aceh Utara–Bireuen, yaitu Nazaruddin alias Abu Saba dan Abdul Rafar.


    Sebelumnya, pihak keluarga melalui Keuchik Gampong Meunasah Lincah telah mengirimkan surat resmi kepada Haji Uma untuk memohon bantuan dalam proses pemulangan jenazah. Menanggapi hal tersebut, Haji Uma segera berkoordinasi dengan Ketua Group Aceh Bersatu (GAB) Malaysia, Junaidi R, untuk mengurus administrasi pemulangan ke Tanah Air.


    “Begitu menerima laporan dari pihak keluarga, saya langsung berkoordinasi dengan tim penghubung di Malaysia agar proses pemulangan berjalan lancar,” ujar Haji Uma.


    “Kita tidak boleh membiarkan keluarga di Aceh menghadapi situasi seperti ini sendirian. Tugas kita memastikan jenazah dapat segera kembali dan dimakamkan dengan layak di kampung halaman,” tambahnya.


    Haji Uma menjelaskan, biaya pemulangan jenazah hingga ke Bandara Kualanamu mencapai Rp16,1 juta, dengan rincian Rp14,6 juta ditanggung pihak keluarga dan Rp2,5 juta dibantu langsung olehnya termasuk biaya kargo bandara sedangkan ambulans ditanggung oleh BP3MI.


    “Ini bentuk kepedulian kita bersama terhadap kemanusiaan, khususnya terhadap warga Aceh di perantauan yang merupakan bagian dari kita semua. Ketika mereka tertimpa musibah, kita wajib hadir membantu,” ungkap Haji Uma.


    Dalam kesempatan tersebut, Haji Uma juga menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga almarhum serta mengapresiasi semua pihak yang telah berperan dalam proses pemulangan.


    “Saya turut berduka cita atas meninggalnya AA. Semoga keluarga diberikan ketabahan, dan Allah SWT menerima segala amal ibadah almarhum. Saya juga berterima kasih kepada semua pihak, terutama GAB, BP3MI, dan komunitas Aceh di Malaysia, yang telah bekerja keras membantu kepulangan jenazah ini,” ucapnya.


    Ia menegaskan, kepedulian terhadap warga Aceh di perantauan merupakan tanggung jawab moral yang akan terus ia jalankan selama masih diberi amanah oleh masyarakat.


    “Membantu warga Aceh di perantauan yang tertimpa musibah bukan hanya tugas sosial, tetapi juga panggilan hati. Selama saya diberi amanah, saya akan terus berupaya hadir dalam setiap kesulitan mereka,” tutup Haji Uma.


    Sementara itu, suasana haru menyelimuti prosesi pemulangan jenazah di kampung halaman. Tangis keluarga pecah saat peti jenazah tiba, seakan tak percaya bahwa anak yang mereka nantikan pulang justru diselimuti kain kafan.


    Menurut keterangan keluarga dan masyarakat setempat, almarhum dikenal sebagai sosok yang jujur, ramah, dan mudah bergaul, serta tidak pernah menimbulkan masalah di kampung. Kepergiannya menjadi duka mendalam bagi warga Gampong Meunasah Lincah.


    Dalam kesempatan itu, Haji Uma turut menasihati keluarga agar tetap sabar, tawakal, dan mengambil hikmah dari setiap ujian hidup. “Cepat atau lambat, kita semua akan kembali kepada-Nya,” ucapnya dengan penuh empati.


    Pihak keluarga almarhum menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.


    “Kami dari pihak keluarga tidak dapat membalas kebaikan Haji Uma, Ketua GAB Junaidi R, BP3MI, serta semua pihak di Malaysia dan Aceh yang telah membantu. Hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan tersebut,” ujar Randayani, adik kandung almarhum, dengan penuh haru.

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini