Elitnesia.id|Padang Panjang,- Kesenian tradisional Didong Gayo tidak hanya hidup di panggung pertunjukan. Melalui karya tugas akhirnya, Riky Chandra, mahasiswa Program Studi Kriya Seni Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Padang Panjang, menghadirkan Didong Gayo dalam bentuk visual baru, tujuh panel relief kayu yang menatah irama, syair, dan nilai-nilai budaya masyarakat Gayo ke dalam medium dua dimensi. Tutur Riky Chandra(30/12/2025)
Ichsan Saputra salah satu pengunjung pameran media makna mengatakan. Dalam karya bertajuk "Visualisasi Kesenian Didong Gayo pada Relief Kayu”, saya melihat Riky dalam memaknai Didong bukan sekadar hiburan, melainkan sebagai warisan budaya yang mengandung pesan moral, religius, sosial, dan estetika. Di tengah tantangan zaman dan pergeseran minat generasi muda, relief kayu dipilih sebagai medium alternatif untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan kesenian tradisional Aceh Tengah.
Ketujuh karya relief yang dipamerkan merepresentasikan tahapan dan dinamika pertunjukan Didong Gayo, mulai dari Peutawaren sebagai simbol doa dan permohonan keselamatan, Pemulo sebagai pembuka pertunjukan, hingga Pemarin yang menandai penutup Didong melalui alunan suling dan ungkapan terima kasih. Setiap karya tidak hanya menampilkan figur dan gerak, tetapi juga mengandung makna filosofis tentang kebersamaan, kritik sosial, dan harmoni dalam kehidupan masyarakat Gayo. Tutur Magister Potografi itu
Ketua pelaksana sekaligus pengkarya Riky Chandra mengatakan, Karya ini menggunakan kayu surian sebagai bahan utama dengan teknik relief tinggi (high relief). Proses penciptaan dilakukan melalui tahapan eksplorasi, perancangan, hingga perwujudan, dengan riset visual dan studi pustaka tentang Didong Gayo sebagai fondasi utama. Finishing menggunakan melamin dan pelapis doff dipilih untuk menonjolkan karakter serat kayu sekaligus memperkuat nilai estetik karya.
Karya seperti Sare dan Runcang secara khusus menyoroti peran vokalis (ceh) dalam menyampaikan pesan moral dan kritik sosial melalui irama dan syair, sementara Morom dan Tepok menegaskan nilai kebersamaan, kekeluargaan, serta hubungan sosial yang menjadi roh utama kesenian Didong ungkapnya. Tuturnya.
Ichsan Saputra menambahkan, Melalui pameran tugas akhir ini, Riky Chandra tidak hanya mempertanggungjawabkan proses akademiknya, tetapi juga menawarkan cara pandang baru terhadap pelestarian budaya lokal. Relief kayu menjadi medium dialog antara tradisi lisan dan visual, antara panggung pertunjukan dan ruang pamer, sekaligus menjadi jembatan agar Didong Gayo tetap hidup dan dikenali oleh generasi kini dan mendatang. Ungkapnya.
Riki Candra menambahkan, Pameran media makna merupakan angkatan 2021 prodi kriya melaksanakan pameran tugas akhir dengan tema besar media makna. Pameran ini Merupakan wadah penyampaian gagasan dan emosi pengkarya yang memiliki nilai estetika, dalam karya terdapat makna sangat penting untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi. Hal ini dapat dipahami dari tanda yang diciptakan. Media makna Bertujuan sebagai penghubung antara pesan dan penerima pesan. Ungkapnya.
Ketua Prodi Kriya Seni Hendra mengatakan, Tugas akhir pameran Kriya ini adalah ajang ritual rutin dari kita bagi mahasiswa yang akan mengikuti ujian akhir. Tentunya ini walaupun judulnya tugas akhir tapi bukanlah akhir dari segalanya. Karena ini menjadi tahapan pembelajaran bagi mahasiswa. Diharapkan dapat menjadi modal agar tak berhenti untuk selalu belajar, karena di dunia kerja sudah menanti. Dunia kerja sangatlah berbeda dengan akademik, di dunia kerja menuntut profesionalisme dalam segala hal, karena di dunia profesionalisme yang akan menang adalah Mereka yang selalu berjuang. Apresiasi sebesar besarnya saya berikan kepada mahasiswa semuanya yang sedang melaksanakan pameran tugas akhir ini.
Pameran Media makna berbicara dengan konsep, ada 2 media unsur dalam menciptakan karya. Mahasiswa memilih media dari kayu dan kulit. Ini tentu dapat menjadi pencerahan pengembangan yang baru untuk kriya seni. Paparnya.
Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Padangpanjang Riswel Zam mengucapkan Delamat atas lima mahasiswa Prodi Kriya Seni Riky Chandra, Fahmil ikhsan, Muhammad Wahyudi, paulina Wati tumeang, wahyunar atas pencapaiannya. Dari tahun 2021 telah menampakkan kaki di Prodi kriya seni kini melakukan Pameran karya tugas akhir dengan memilih jalur penciptaan. Ini sebuah pilihan yang akan membawa langkah masa depan untuk dapat berkolaborasi dan mengaplikasikannya kedunia kerja. Paparnya.
Riswel menambahkan, Ujian ini wadah dan kesempatan untuk mempertanggung jawabkan hasil karya yang telah diciptakan. Tentu ini untuk berpeluang kerja sangat terbuka. Kelima mahasiswa yang sedang ujian akhir ini hendaknya mampu mempertanggungjawabkan karya yang telah dibuat nya itu ketika ujian komprehensif tiba. Paparnya. (*/Mursidiq)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar