Elitnesia.id|Bener Meriah, Aceh — Memasuki hari ke-24 pascabencana banjir bandang dan longsor yang melanda Provinsi Aceh, kondisi di sejumlah wilayah terdampak masih memprihatinkan. Hingga Jumat (19/12/2025), tercatat lebih dari 200 desa masih terisolasi akibat akses jalur darat yang terputus dan belum sepenuhnya pulih.
Tokoh pemuda Bener Meriah, Zainuddin, menyampaikan bahwa keterisolasian wilayah berdampak langsung pada distribusi bantuan logistik bagi masyarakat terdampak. Menurutnya, jalur darat yang belum dapat dilalui memaksa pemerintah untuk mengoptimalkan penyaluran bantuan melalui jalur udara.
“Kondisi ini sangat menyulitkan masyarakat. Distribusi bantuan harus segera dioptimalkan, terutama melalui jalur udara, karena banyak desa belum bisa dijangkau kendaraan darat,” ujar Zainuddin saat ditemui di Bener Meriah, Jumat. (19/12/2025)
Ia mengungkapkan, setidaknya terdapat tiga kabupaten di Aceh yang hingga kini masih berada dalam kondisi sangat kritis akibat keterbatasan akses, yakni Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Di sejumlah titik, longsor dan kerusakan infrastruktur membuat jalur utama lumpuh total.
Zainuddin juga menilai penanganan bencana hingga hari ke-24 belum menunjukkan langkah serius dari pemerintah pusat. Ia menyebut kondisi di lapangan masih jauh dari kata aman, bahkan masih ditemukan warga yang kesulitan mendapatkan bahan pangan dan bantuan dasar lainnya.
“Ini sangat miris. Kami melihat langsung di lapangan, masih ada warga yang kelaparan dan belum tersentuh bantuan,” katanya.
Atas kondisi tersebut, Zainuddin mendorong pemerintah pusat untuk segera mengerahkan bantuan darurat berskala besar bagi masyarakat Aceh, khususnya di daerah-daerah yang masih terisolasi akibat banjir bandang dan longsor. Ia menegaskan bahwa situasi saat ini telah masuk dalam kategori darurat kemanusiaan.
“Pemerintah harus hadir lebih cepat dan lebih nyata. Kondisi ini sudah darurat kemanusiaan dan tidak bisa ditangani setengah-setengah,” ujarnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar