Elitnesia.id|Bireuen, — Bupati Bireuen Mukhlis mencuri perhatian ribuan warga saat tampil menunggang kuda mengenakan pakaian adat khas daerah dalam Pawai Budaya Jejak Sejarah Bumoe Jeumpa, Sabtu (11/10/2025). Kegiatan tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-26 Kabupaten Bireuen.
Mukhlis tidak sendiri. Ia didampingi jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang juga mengenakan busana adat dan menunggang kuda. Di antaranya Ketua DPRK Bireuen Juniadi, Kapolres Bireuen AKBP Tuschad Cipta Herdani, Kajari Bireuen Munawal Hadi, Dandim 0111/Bireuen Letkol Arh Luthfi Novriadi, serta Ketua Pengadilan Negeri Bireuen Teuku Almadyan.
Ribuan warga tampak antusias memenuhi rute pawai yang dimulai dari Tugu Bireuen, melewati Simpang Empat Kota Juang, dan berakhir di Pendopo Bupati Bireuen. Kehadiran rombongan Forkopimda dengan pakaian adat dan kuda hias menjadi daya tarik utama dalam arak-arakan tersebut.
“Pawai budaya ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah dan cara kita merawat identitas daerah,” ujar Mukhlis di sela kegiatan.
Pawai Jejak Sejarah Bumoe Jeumpa diikuti ribuan peserta dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari tenaga pendidik, jajaran Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK), lembaga vertikal, hingga organisasi masyarakat. Setiap kelompok menampilkan busana adat serta kekayaan budaya dari 17 kecamatan di Kabupaten Bireuen.
Ketua Panitia Pelaksana, Zamzani, menyebut setiap kelompok terdiri dari sekitar 40 peserta.
“Dua peserta di barisan depan mengenakan pakaian adat khas Bireuen yang melambangkan semangat persatuan dan kearifan lokal,” katanya.
Sepanjang rute pawai, masyarakat menyambut rombongan dengan tepuk tangan dan sorakan meriah. Banyak warga memanfaatkan momen tersebut untuk mengabadikan gambar, sementara anak-anak tampak gembira mengikuti iring-iringan dari pinggir jalan.
Pawai budaya tahun ini menjadi salah satu agenda utama dalam peringatan HUT ke-26 Kabupaten Bireuen. Selain sebagai hiburan rakyat, kegiatan tersebut juga dimaknai sebagai upaya melestarikan tradisi dan mengenang perjalanan sejarah Bireuen sebagai Bumoe Jeumpa — tanah yang kaya nilai, budaya, dan sejarah perjuangan.
Redaksi : Ipul pedank laut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar