Elitnesia.id|Bireuen — Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah menjadi momen penuh makna bagi masyarakat Aceh. Di Gampong Bireuen Meunasah Dayah, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, perayaan Maulid yang digelar pada Minggu (19/10/2025) berlangsung khidmat dan meriah dengan semangat kebersamaan serta kepedulian sosial.
Tradisi memperingati kelahiran Rasulullah SAW di Aceh memiliki kekhasan tersendiri. Bagi masyarakat, Maulid bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sarana mempererat ukhuwah islamiyah dan meneguhkan rasa solidaritas antar warga. Perayaan ini bahkan dapat berlangsung hingga empat bulan lamanya, sejak Rabiul Awal hingga Jumadil Akhir, menandai kuatnya tradisi keagamaan di tanah Serambi Mekkah.
Di meunasah desa setempat, kegiatan dimulai dengan zikir dan doa bersama yang diikuti warga dari berbagai kalangan. Suasana religius menyelimuti seluruh acara yang dipenuhi lantunan shalawat dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Usai doa bersama, panitia menyerahkan santunan kepada 18 anak yatim sebagai bentuk kepedulian sosial masyarakat. Momen itu menjadi puncak acara, disambut dengan rasa haru dan kebersamaan yang kental.
“Makna Maulid bukan hanya mengenang kelahiran Rasulullah, tetapi juga meneladani akhlaknya dalam berbagi kepada sesama,” ujar Keuchik Gampong Bireuen Meunasah Dayah, Andy Rauza, SE, di sela kegiatan.
Sementara itu, Ketua Panitia, Sabaruddin Abdullah, mengungkapkan terima kasih atas dukungan warga dan para donatur. “Kebersamaan seperti ini perlu terus dijaga. Maulid menjadi momentum memperkuat semangat gotong royong dan kepedulian sosial,” katanya.
Acara turut dihadiri unsur Muspika Kecamatan Kota Juang, di antaranya Camat Kota Juang, Kapolsek, Babinsa, Babinkamtibmas, serta para tokoh masyarakat dari gampong sekitar. Kehadiran mereka menambah hangat suasana kebersamaan dalam kegiatan yang berlangsung sederhana namun penuh makna.
Bagi masyarakat Aceh, Maulid Nabi selalu menjadi simbol cinta Rasul sekaligus ruang mempererat silaturahmi. Di balik lantunan zikir dan hidangan kenduri, tersimpan pesan tentang kasih sayang, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama—nilai-nilai yang terus hidup di hati masyarakat Bireuen.
Redaksi : Ipul pedank laut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar