• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (553) Hukum (87) Internasional (187) Kampus (58) Lifestyle (16) Nasional (348) Politik (74)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Anak Kombatan GAM Selesai Kuliah di Universitas Islam Aceh

    19 Oktober 2025, 10:52 WIB Last Updated 2025-10-19T03:52:46Z

     


    Elitnesia.id|Bireuen,- 18 Oktober 2025 – Sebuah kisah inspiratif bdatang dari Universitas Islam Aceh (UIA). Mauliadi, S.H, yang merupakan anak dari kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) resmi menyelesaikan pendidikan sarjana hukumnya di Kampus Universitas Islam Aceh.


    Lulusan Fakultas Hukum ini juga dikenal aktif sebagai Ketua JASA (Jaringan anak syuhada Aceh) Kabupaten Bireuen, sebuah lembaga organisasi yang fokus dal mengawal MoU helsinki dan perdamaian aceh serta pemberdayaan bagi masyarakat pascakonflik dan isu kemanusiaan.


    Dalam prosesi wisuda, Muauiadi terlihat menahan haru. Ia mengenang perjuangan panjang yang harus dilaluinya sebagai anak korban perang yang tumbuh dalam situasi sulit. “Ayah saya korban konflik, saya anak kombatan. Tapi saya tidak mau masa lalu menjadi penghalang untuk menuntut ilmu dan berbuat baik bagi masyarakat,” ujarnya penuh makna.


    Bagi Mauliadi, menyelesaikan kuliah bukan sekadar pencapaian pribadi, tetapi simbol kebangkitan generasi pascakonflik Aceh yang bertekad membangun daerah melalui pendidikan dan perdamaian. Ia mengaku selama menempuh studi sering menghadapi kendala ekonomi dan sosial, namun dukungan keluarga dan semangat perubahan membuatnya mampu bertahan hingga berhasil meraih gelar sarjana hukum.


    Rektor Universitas Islam Aceh.Dr.Nazaruddin MA  menyampaikan apresiasi kepada Mauliadi atas ketekunan dan perjuangannya. “Mahasiswa seperti Mauliadi adalah contoh nyata bahwa perdamaian Aceh harus dijaga melalui ilmu dan pengabdian. Dari keluarga korban konflik, lahir generasi pejuang damai yang siap membangun negeri,” ujarnya.


    Sebagai Ketua JASA Kabupaten Bireuen, Mauliadi berkomitmen melanjutkan perjuangannya di bidang sosial dan hukum. Ia berharap lembaganya bisa menjadi wadah memperjuangkan hak-hak masyarakat kecil, korban konflik, dan generasi muda Aceh yang masih tertinggal dalam pendidikan.


    “Saya ingin membuktikan bahwa anak kombatan juga bisa berkontribusi positif untuk bangsa. Bukan dengan senjata, tapi dengan pena dan ilmu,” tegas Mauliadi.


    Kisah Mauliadi menjadi gambaran nyata bahwa pendidikan adalah jalan rekonsiliasi terbaik bagi Aceh. Dari reruntuhan perang, lahir semangat baru untuk membangun masa depan yang damai, berkeadilan, dan bermartabat.


    Redaksi : ipul pedank laut

    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini