• Jelajahi

    Aplikasi (1) Artis (3) Covid 19 (1) Daerah (553) Hukum (87) Internasional (191) Kampus (58) Lifestyle (16) Nasional (353) Politik (74)
    Copyright © elitnesia.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Krisis Air Bersih Pascabanjir, PDI Perjuangan Aceh Turun Langsung ke Wilayah Terisolasi

    14 Desember 2025, 16:45 WIB Last Updated 2025-12-14T09:45:20Z

     


    Distribusi air bersih ke wilayah terisolasi di Kecamatan Jangka, Bireuen, Aceh, pascabanjir.


    Elitnesia.id|Bireuen Aceh, — Krisis air bersih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bireuen, Aceh, pascabanjir yang merendam permukiman warga dan memutus akses jalan. Di beberapa gampong di Kecamatan Jangka, warga terpaksa bertahan hingga tiga hari dengan menggunakan air lumpur yang diendapkan untuk kebutuhan memasak.


    Kondisi tersebut terungkap saat tim Operasi Kemanusiaan Terpadu DPD PDI Perjuangan Aceh melakukan survei lapangan pada Sabtu (29/11/2025). Temuan di lapangan menunjukkan air bersih dan air minum menjadi kebutuhan paling mendesak bagi warga terdampak banjir.


    Operasi kemanusiaan PDI Perjuangan Aceh telah dimulai sejak Kamis (27/11/2025) dari Banda Aceh. Bantuan awal disalurkan ke wilayah Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya sebelum tim bergerak ke Kabupaten Bireuen. Distribusi dilakukan dengan menembus jalan tergenang, lumpur tebal, serta akses terputus akibat banjir.


    Operasi kemanusiaan PDI Perjuangan Aceh telah dimulai sejak Kamis (27/11/2025) dari Banda Aceh. Bantuan awal disalurkan ke wilayah Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya sebelum tim bergerak ke Kabupaten Bireuen. 


    Di Kabupaten Bireuen, survei awal dilakukan di Gampong Balee Panah, Kecamatan Juli. Data dari aparatur desa setempat mencatat sedikitnya 56 rumah warga dan lahan pertanian hilang tergerus banjir. Sejumlah wilayah lain masih terisolasi akibat jembatan putus, sehingga distribusi logistik harus dilakukan dengan cara terbatas.


    Krisis paling parah ditemukan di Kecamatan Jangka. Koordinasi dengan aparatur gampong mengungkap bahwa dapur umum kehabisan pasokan air bersih sejak hari pertama banjir. Warga bertahan dengan air lumpur yang diendapkan hingga bantuan tiba.


    Ketua DPD PDI Perjuangan Aceh Jamaluddin Idham mengatakan, kondisi tersebut menjadi dasar penetapan air bersih sebagai prioritas utama bantuan.


    “Air bersih adalah kebutuhan paling mendasar. Masyarakat tidak boleh dibiarkan bertahan dalam kondisi seperti ini,” ujarnya.


    Dengan keterbatasan toren dan armada tangki air di wilayah Bireuen, PDI Perjuangan Aceh menggandeng pihak swasta untuk mempercepat distribusi. Tiga unit toren air berkapasitas 2.000 liter dipasang di Gampong Ulee Ceu, Alue Kuta, dan Kuala Ceurapee pada Minggu (30/11/2025). Distribusi air bersih dilakukan hingga malam hari dengan pengawalan aparat TNI–Polri.


    Melihat kebutuhan masyarakat yang masih tinggi, satu unit truk tangki air berkapasitas lebih dari 30 ton didatangkan dari Kabupaten Nagan Raya. Puncak distribusi berlangsung pada Selasa (2/12/2025), ketika sekitar 36 ton air bersih disalurkan ke 10 posko pengungsian di Kecamatan Jangka.


    Pada hari yang sama, Wakil Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana Tri Rismaharini meninjau langsung lokasi terdampak banjir bersama tim BAGUNA. Ia berdialog dengan warga dan meninjau dapur umum serta posko pengungsian.


    Wakil Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana Tri Rismaharini meninjau langsung lokasi terdampak banjir bersama tim BAGUNA. 


    Camat Jangka Mulyadi menyatakan, bantuan air bersih sangat membantu warga yang selama beberapa hari kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. “Air bersih menjadi kebutuhan paling mendesak pascabanjir,” katanya.


    Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bireuen Ir Fadli Amir juga mengapresiasi langkah cepat penyaluran air bersih tersebut. Menurut dia, bantuan air bersih penting untuk mencegah munculnya persoalan kesehatan pascabanjir.


    Hingga kini, Operasi Kemanusiaan DPD PDI Perjuangan Aceh masih berlanjut ke wilayah terdampak banjir lainnya, termasuk Kabupaten Aceh Tamiang.


    “Kami akan terus bergerak selama masyarakat masih membutuhkan,” kata Jamaluddin Idham.



    Redaksi : Ipul pedank laut 
    Komentar

    Tampilkan

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Terkini