Elitnesia.id|Banda Aceh – Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Aceh, Malik Musa, SH, M.Hum, menyampaikan ucapan selamat kepada Fadhil Ilyas yang resmi menjabat sebagai Direktur Utama Bank Aceh Syariah. Menurut Malik, penunjukan ini harus menjadi momentum penting agar Bank Aceh semakin dikelola secara profesional, transparan, dan tidak terjebak dalam kepentingan politik.
Malik menegaskan, sejak awal Bank Aceh telah memiliki sejarah panjang bersama Muhammadiyah. Bahkan, pada 9 Januari 2005, Muhammadiyah dan Bank Aceh pernah menandatangani MoU di Yogyakarta, dengan kehadiran langsung Fadhil Ilyas saat itu bersama Ketua PP Muhammadiyah. Sejak saat itu, kepercayaan Muhammadiyah kepada Bank Aceh semakin kuat, terbukti banyak pimpinan daerah Muhammadiyah yang menyimpan dana organisasi di Bank Aceh.
“Bank Aceh ini milik rakyat Aceh, bank syariah, dan harus tetap dikelola oleh tangan profesional. Jangan sampai hanya dikuasai kepentingan elit politik semata,” tegas Malik Musa, Senin (08/9/2025).
Lebih lanjut, Malik menyoroti agar Bank Aceh tidak tampil eksklusif. Menurutnya, Bank Aceh jangan hanya berorientasi pada pejabat dan pengusaha, tetapi juga harus hadir nyata untuk masyarakat kecil. Bank harus turun langsung ke lapangan, menjemput bola, mendukung UMKM, petani, nelayan, serta pelaku usaha kecil di desa-desa.
Ia mencontohkan bagaimana sektor perikanan skala rumah tangga di Jawa mampu tumbuh pesat. Dengan memanfaatkan kolam sederhana dari plastik di halaman rumah, masyarakat dapat membudidayakan ikan lele dengan modal minim, namun tetap menghasilkan keuntungan. “Model sederhana seperti ini bisa juga dikembangkan di Aceh, asal ada dukungan modal dan pendampingan dari bank,” jelas Malik.
Menurut Malik, potensi perikanan di Aceh sangat besar, termasuk ikan lele air tawar maupun ikan payau. Selama ini, ikan tersebut hanya untuk konsumsi lokal, padahal dengan adanya konektivitas pelayaran langsung ke Penang, peluang ekspor sangat terbuka lebar. Bank Aceh, kata Malik, harus bisa mendorong akses permodalan sehingga masyarakat bawah dapat ikut menikmati hasil ekonomi.
Selain perikanan, Malik juga mendorong agar Bank Aceh memperluas pembiayaan di sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Menurutnya, ketiga sektor tersebut memiliki multiplier effect yang sangat besar dalam membuka lapangan kerja, meningkatkan produktivitas masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi Aceh.
“Bank Aceh jangan hanya fokus pada pembiayaan konsumtif, tapi harus bergerak produktif. Masyarakat butuh bank yang benar-benar hadir, bukan hanya di kantor. Harus hadir di warung kopi, ke sawah, ke ladang, ke tambak, agar benar-benar merasakan denyut nadi rakyat kecil. Inilah saatnya Bank Aceh menjadi pilar kesejahteraan rakyat,” pungkas Malik Musa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar