Misi kemanusiaan dipimpin langsung oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Bireuen, Munzir alias Mandala, bersama relawan partai. Untuk mencapai lokasi, rombongan harus menggunakan kendaraan gardan ganda dan berjalan kaki melewati pemukiman yang masih tertutup lumpur.
Bantuan yang disalurkan mencakup beras, telur, minyak goreng, pakaian layak pakai, perlengkapan anak, dan kebutuhan harian lainnya.
Keuchik Desa Darussalam, Saifullah, menyampaikan bahwa warganya berada dalam kondisi krisis setelah banjir bandang menerjang.
“Kami benar-benar terisolir. Jalan putus, jembatan hilang, air dan listrik mati. Bantuan ini menjadi penyelamat setelah beberapa hari warga bertahan tanpa pasokan,” ujar Saifullah.
Menurut pendataan pemerintah desa, 41 rumah terendam, 3 rumah tertimbun longsor, dan 28 bangunan usaha serta fasilitas publik rusak, termasuk sekolah dasar, bengkel, warung, lapangan bola, gardu listrik, Pansimas, dan dua jembatan utama. Warga terpaksa menempuh 35–50 kilometer ke Krung Mane, Krung Geukuh, atau Lhokseumawe untuk mendapatkan kebutuhan pokok dan layanan kesehatan.
Desa Darussalam dihuni 300 KK atau 1.219 jiwa, sehingga keterlambatan bantuan berdampak signifikan pada keselamatan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan ibu hamil.
Munzir menegaskan bahwa distribusi hari ini bukan yang terakhir.
“Kami akan kembali ke sini. Masyarakat tidak boleh dibiarkan menghadapi bencana sendirian. Kami sudah memetakan kebutuhan lanjutan untuk pemulihan warga,” katanya.
DPC PDI Perjuangan Bireuen juga mendorong pemerintah agar perbaikan jembatan dan akses jalan menjadi prioritas demi pemulihan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
Sebelum menuju Desa Darussalam, rombongan PDI Perjuangan bergerak ke sejumlah titik terdampak banjir di Kecamatan Jangka. Sejak 28 November hingga 3 Desember, bantuan sembako, air bersih, pakaian, obat-obatan, dan operasi alat berat disalurkan ke delapan desa:
• Ulee Ceu
•Kuala Ceurape
• Alu Kuta
• Punjot
• Bugeng
• Alue Bayeu Utang
• Meunasah Dua
• Pante Ranub
Distribusi dilakukan setiap hari bersama Muspika Jangka (Camat, Danramil, dan Kapolsek). Sebelumnya, bantuan juga telah diberikan di Desa Bale Panah, Kecamatan Juli, Blang panjoe secara dor to dor,Pante lhong yang berada di pengungsian kantor camat Peusangan dan kepada kader PDI yang terdampak banjir di Bireuen.
Gerak kemanusiaan di Bireuen menjadi lanjutan dari respons cepat Baguna PDI Perjuangan pada Selasa (2/12/2025). Lima hari pascabanjir bandang, sejumlah desa masih terisolir akibat kerusakan infrastruktur menuju Banda Aceh maupun Sumatra Utara.
Bantuan tersebut dipimpin Ketua Baguna DPP PDI Perjuangan, Tri Rismaharini, yang turun langsung dari Jakarta untuk meninjau pemukiman, posko pengungsian, serta lokasi infrastruktur rusak. Tim membawa logistik makanan, pakaian, obat-obatan, serta mobil tangki air bersih.
Risma turun bersama Ketua DPD PDI Perjuangan Aceh, Jamaluddin Idham, S.H., M.H., Ketua DPC PDI Perjuangan Bireuen, Munzir alias Mandala, Ketua BMI Aceh, Faiza Rachmatullah serta kader dan relawan kemanusiaan.
“Kita tidak boleh membiarkan warga menunggu. Kecepatan itu penting. Kita siap mengerahkan semua sumber daya untuk membantu,” ujar Risma.
Ia menegaskan bahwa kedatangannya merupakan arahan langsung dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, agar penanganan bencana dilakukan cepat dan tepat sasaran.
Hingga kini, sejumlah wilayah di Kabupaten Bireuen masih membutuhkan suplai air bersih, bahan pangan, jaringan listrik, dan dukungan perbaikan infrastruktur.
Rangkaian aksi Baguna, PDI Aceh, BMI Aceh, dan DPC Bireuen menunjukkan bahwa putusnya akses tidak menghentikan langkah kemanusiaan partai.
DPC PDI Perjuangan Bireuen memastikan akan terus berada di lapangan hingga masa pemulihan benar-benar selesai.
Redaksi : Ipul pedank laut



Tidak ada komentar:
Posting Komentar